Bismillahirahmanirahiim,
assalamualaikum wr wb.
Khulafaur rasyidin adalah empat orang pemimpin islam yang sifat-sifatnya baik, dan berpegang teguh kepada Al Qur'an dan sunnah Rasulullah SAW, setelah Rasulullah SAW wafat. Mereka adalah Abu Bakar AS Shiddiq, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib. Mereka mempunyai sifat-sifat yang berbeda-beda, tetapi tetap berpegang teguh kepada Al Qur'an dan Sunnah Rasulullah.
1. Abu Bakar AS Shiddiq Beliau adalah Khalifah pertama setelah Rasulullah wafat, yang juga sekaligus mertua Nabi. Abu Bakar mendapat gelar Ash Shiddiq karena Beliau mempunyai sifat dapat dipercaya. Abu Bakar termasuk salah satu orang yang pertama masuk islam. Beliau pula yang pertama kali mempercayai bahwa Rasulullah mengalami peristiwa isra mi'raj. Walaupun kepemimpinanya singkat,namun Abu Bakar berhasil memajukan dengan pesat dalam hal sosial budaya dan penegakan hukum. Beliau wafat karena sakit yang di deritanya.
2. Umar bin Khattab Setelah Abu Bakar wafat, di adakan pemilihan khalifah, dan terpilihlah Umar bin Khattab yang menggantikan Abu Bakar. Umar bin Khattab adalah Khalifah yang mempunyai sifat tegas, keras, namun sederhana, adil dan bijaksana. Sebelum Beliau masuk islam, Beliau tegas membenci islam, tetapi setelah memeluk islam, berganti tegas membela islam. Tidak pernah Beliau bermewah-mewah layaknya seorang pemimpin. Pakaian yang di kenakannya sederhana, rumahnya sederhana, dan Beliau pun tidak mau tinggal di tempat yang mewah yang di sediakan untuk sang khalifah. Suatu riwayat menceritakan ketika ada seseorang yang mencari Umar, terlihat Beliau sedang tiduran di bawah pohon kurma. Pada saat sholat sampai pada salam, ketika menengok ke kanan, Beliau tersenyum, dan ketika menengok ke kiri, Beliau menangis. Ketika tersenyum, Beliau teringat keita masih menjadi orang kafir, membuat Tuhan dari kurma dan bahan makanan, setelah itu selesai di sembah, Tuhan dari bahan makanan itu Beliau makan, jadi Beliau tersenyum mengingat kebodohannya. Beliau menangis apabila salam menengok ke kiri, teringat dulu pada saat masih kafir, anak perempuannya yang masih bayi dikubur hidup-hidup, karena pada saat itu mempunyai anak perempuan adalah aib. Beliau juga gemar menyusuri segala penjuru wilayahnya untuk memantau kesejahteraan rakyatnya. Pernah ketika Beliau sampai pada sebelah rumah, mendengar suara anak yang menangis. Kemudian Umar menghampiri ibu tersebut dan bertanya, "kenapa anak kamu menangis seperti itu, dan apa yang sedang kamu masak?" Jawab si ibu, "anak saya menangis karena lapar, saya sedang memesak batu agar anak saya tenang dan bisa tertidur, khalifah Umar sungguh durhaka tidak tahu nasib rakyatnya yang kelaparan." Mendengar ucapan itu Umar tidak marah, kemudian Beliau pulang dan menuju Baitul Mal untuk mengambil sekarung gandum. Seseorang menawarkan diri untuk membawakan gandum tersebut, namun jawab umar, "apakah engkau nanti mampu memikul dosaku di hari kiamat nanti?" sambil berlalu memikul sekarung gandum tersebut. Setelah itu di bawakan gandum itu kepada si ibu tadi dan gandum itu di berikan kepadanya. Si ibu kemudian berkata "terima kasih banyak atas bantuan saudara, saudara sungguh berhati mulia, tidak seperti khalifah Umar yang durhaka dan tidak tahu nasib rakyatnya, kalau boleh tahu siapakah nama anda?" Beliau pun menjawab, "Saya adalah orang yang durhaka itu, saya Umar bin Khattab." Mendengar itu si ibu jadi takut kalau di hukum khalifah, namun Umar tidak menghukumnya karena Beliau merasa si ibu tadi tidak salah, dan dirinya lah yang salah.
Ada juga kisah ketika Amr bin Ash yang pada waktu itu menjadi Gubernur Mesir. Suatu ketika Amr bermaksud membangun sebuah Masjid, akan tetapi ada satu gubuk reyot milik orang Yahudi yang menolak untuk digusur walaupun di ganti berpuluh kali lipat. Kemudian dengan kekuasaannya, Amr bin Ash membongkar paksa gubuk itu bersama anak buahnya. Yahudi itu pun menangis, kemudian Dia bertekad untuk mengadukan perbuatan Amr bin Ash kepada khalifah di Madinah. Setelah sampai di Madinah, ia bertemu dengan Umar sedang duduk di bawah pohon kurma, lalu ia menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya. Mendengar itu Umar pun marah, kemudian menyuruh orang Yahudi itu untuk mengambil tulang busuk di tempat sampah. Sambil kebingungan, Yahudi itu pun mengambil tulang dan menyerahkannya kepada Umar. Kemudian Umar mencabut pedangnya, dan menggaris lurus tulang tersebut dengan pedang seperti huruf alif, dan menggores melintang menggunakan ujung pedangnya. Lalu disuruhnya Yahudi itu membawa kembali tulang itu untuk diberikan kepada Amr bin Ash. Yahudi itu bingung lagi, ia meminta keadilan malah di suruh membawa tulang untuk diserahkan kepada Amr bin Ash. Setelah sampai di Mesrir, tulang itu pun di serahkan kepada Amr bin Ash. Amr bin Ash pun menggigil dan memerintahkan anak buahnya untuk membongkar kembali masjid yang di bangun dan membangun gubuk si Yahudi. Bertambah bingung lagi si Yahudi, lalu ia bertanya kenapa Amr bin Ash bermaksud melakukan semua itu, dan apa arti dari tulang yang di garis lurus khalifah? Anr bin Ash pun menjawab, " tulang ini adalah tulang busuk biasa, namun berisi peringatan keras dari Khalifah Umar kepada Saya, apapu pangkat dan jabatanmu, suatu saat kamu akan mati dan menjadi busuk seperti tulang ini, maka berlakulah adil dan lurus seperti garis lurus ini, dan kalau tidak bisa berlaku adil dan lurus, maka Khalifah Umar yang akan meluruskan Saya dengan pedangnya. Beliau sangat tegas namun tetap berpegang teguh kepada ajaran islam. Beliau memegang kekuasaan selama 10 tahun, dan akhirnya meninggal pada saat sholat subuh, karena di tikam oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lulu.
Ada juga kisah ketika Amr bin Ash yang pada waktu itu menjadi Gubernur Mesir. Suatu ketika Amr bermaksud membangun sebuah Masjid, akan tetapi ada satu gubuk reyot milik orang Yahudi yang menolak untuk digusur walaupun di ganti berpuluh kali lipat. Kemudian dengan kekuasaannya, Amr bin Ash membongkar paksa gubuk itu bersama anak buahnya. Yahudi itu pun menangis, kemudian Dia bertekad untuk mengadukan perbuatan Amr bin Ash kepada khalifah di Madinah. Setelah sampai di Madinah, ia bertemu dengan Umar sedang duduk di bawah pohon kurma, lalu ia menceritakan semua kejadian yang menimpa dirinya. Mendengar itu Umar pun marah, kemudian menyuruh orang Yahudi itu untuk mengambil tulang busuk di tempat sampah. Sambil kebingungan, Yahudi itu pun mengambil tulang dan menyerahkannya kepada Umar. Kemudian Umar mencabut pedangnya, dan menggaris lurus tulang tersebut dengan pedang seperti huruf alif, dan menggores melintang menggunakan ujung pedangnya. Lalu disuruhnya Yahudi itu membawa kembali tulang itu untuk diberikan kepada Amr bin Ash. Yahudi itu bingung lagi, ia meminta keadilan malah di suruh membawa tulang untuk diserahkan kepada Amr bin Ash. Setelah sampai di Mesrir, tulang itu pun di serahkan kepada Amr bin Ash. Amr bin Ash pun menggigil dan memerintahkan anak buahnya untuk membongkar kembali masjid yang di bangun dan membangun gubuk si Yahudi. Bertambah bingung lagi si Yahudi, lalu ia bertanya kenapa Amr bin Ash bermaksud melakukan semua itu, dan apa arti dari tulang yang di garis lurus khalifah? Anr bin Ash pun menjawab, " tulang ini adalah tulang busuk biasa, namun berisi peringatan keras dari Khalifah Umar kepada Saya, apapu pangkat dan jabatanmu, suatu saat kamu akan mati dan menjadi busuk seperti tulang ini, maka berlakulah adil dan lurus seperti garis lurus ini, dan kalau tidak bisa berlaku adil dan lurus, maka Khalifah Umar yang akan meluruskan Saya dengan pedangnya. Beliau sangat tegas namun tetap berpegang teguh kepada ajaran islam. Beliau memegang kekuasaan selama 10 tahun, dan akhirnya meninggal pada saat sholat subuh, karena di tikam oleh seorang budak dari Persia bernama Abu Lulu.
3. Utsman bin Affan Setelah Khalifah Umar wafat, Beliau digantikan oleh Utsman bin Affan. Utsman memimpin islam pada saat itu lebih ke arah nepotisme, karena rata-rata pejabat waktu itu banyak berasal dari keluarganya. Namun Beliau sangat dermawan karena juga termasuk orang yang kaya pada saat itu. Beliau memimpin islam selama 12 tahun. Beliau meninggal pada saat membaca Al Qur'an, di bunuh oleh pemberontak islam yang dihasut oleh Abdullah bin Saba.
4. Ali bin Abi Thalib Setelah Utsman wafat, orang islam membaiat Ali bin Abi Thalib yang merupakan saudara sepupu dan menantu Rasulullah. Ali adalah juga orang yang teramat mencintai Rasulullah, dan pernah menggantikan tidur di ranjang Rasulullah yang pada waktu itu di kepung oleh orang kafir untuk di bunuh. Ali hanya memimpin selama 6 tahun, dan Beliau meninggal karena di bunuh oleh Abdullah bin Muljam. Demikianlah apabila kita mencintai para sahabat Rasulullah, terutama Khalafaur Rasyidin, maka hendaknya kita mencontoh sifat-sifat mereka pada saat sudah masuk islam. Abu Bakar dengan sifatnya yang dapat dipercaya, Umar dengan sifat tegas, disiplin, adil dan bijaksana, Utsman dengan sifat dermawannya, dan Ali dengan sifat pemberaninya membela Rasulullah dan islam. Wassalam.

0 komentar:
Posting Komentar